Pada awalnya aku seperti kepakan sayap yang
terbang tanpa tujuan. Ya. Semacam burung tanpa mata. Selalu ingin mencapai awan
tanpa berpikir apakah ini bahaya? Apakah aku akan jatuh? Apakah aku bisa
menggapai makhluk-makhluk langit? Apakah aku akan mendarat di bulan atau mars?
Ya begitulah. Pertanyaan yang semua
disejajarkan dengan nalar tak pernah seimbang dengan perasaan bagaimana aku
bisa menjadi utuh sekarang. Mengapa? Karena dulu sekali sejak aku mengenal
sayap, aku hanya separuh dari jiwa manusia yang punya gravitas. Selain itu aku
hanya serpihan kertas terbawa angin. Melayang dan terbang. Aku tak pernah punya
kendali atas diriku sendiri.