Wednesday, 5 December 2012

Manusia Separuh Sayap


Pada awalnya aku seperti kepakan sayap yang terbang tanpa tujuan. Ya. Semacam burung tanpa mata. Selalu ingin mencapai awan tanpa berpikir apakah ini bahaya? Apakah aku akan jatuh? Apakah aku bisa menggapai makhluk-makhluk langit? Apakah aku akan mendarat  di bulan atau mars?


Ya begitulah. Pertanyaan yang semua disejajarkan dengan nalar tak pernah seimbang dengan perasaan bagaimana aku bisa menjadi utuh sekarang. Mengapa? Karena dulu sekali sejak aku mengenal sayap, aku hanya separuh dari jiwa manusia yang punya gravitas. Selain itu aku hanya serpihan kertas terbawa angin. Melayang dan terbang. Aku tak pernah punya kendali atas diriku sendiri. 

Optimist, Winning for Indonesia


On October 28, 84 years ago, a group of youths with local organization background made a decision carrying together an imagination, that they are one motherland, one nation, and one language : Indonesia. Then 17 years after that, Mr. Soekarno and Mr. Hatta in the name of Indonesia proclaimed new state: Republic of Indonesia. So, Indonesian dream that pledged at 1928 has been reached. However, Mr. Soekarno said that it is not finished yet, as he said at 35th Sumpah Pemuda