Sunday 16 September 2012

Menikah Muda? Siapkah?


Gegamaning wong akrami, (Bekal orang berumah tangga/menempuh mahligai pernikahan)
Dudu bandha dudu rupa, (bukan harta bukan rupa)
Amung ati pawitane, (hanya hati modalnya)
Luput pisan kena pisan, (perkawinan sekali dalam seumur hidup)
Yen gampang luwih gampang, (Kalau jodoh tidak akan kemana)
Yen angel, angel kelangkung, (Kalau bukan jodoh tidak akan bertemu)
Tan kena tinumbas arta. (Tidak bisa dibeli dengan harta apapun dengan jumlah berapapun)
[Tembang Jawa: Asmarandhana]

Bayangkan jika tiba-tiba orang tua kita meminta kita untuk memutuskan kapan menikah, atau keluarga si pacar yang menuntut tanggal pernikahan kita, atau justru malah pacar kita sendiri yang ingin segera meresmikan hubungan kita. Padahal usia kita masih usia emas untuk menentukan masa depan yang lebih baik. Padahal kita masih dalam masa pendidikan kuliah atau sedang menentukan karir bagaimana yang akan kita ambil atau tetapkan. Galau kan?

Pernikahan merupakan salah satu fase perubahan diri pada manusia untuk menjadi lebih dewasa dan mulai memikul tanggung jawab yang lebih besar selain diri kita sendiri. Menikah merupakan satu-satunya jalan kita untuk melanjutkan generasi penerus kita. Dengan generasi penerus kita tak akan khawatir untuk apa kita hidup, kepada siapa kita bergantung setelah kita tua, uban memutih. Menikah juga merupakan salah satu fase penting yang harus kita putuskan dengan hati-hati, agar tak salah langkah dan salah pilih tentunya.
Akhir-akhir ini banyak sekali terjadi kasus perceraian karena kegagalan dalam membina rumah tangga. Kebanyakan dari mereka tidak berhasil menjaga hubungan pernikahan mereka hingga akhir. Walaupun banyak sisi yang mengatakan perceraian akan menyelesaikan semua keresahan batin karena kita kecewa dengan pasangan mereka. Ya, banyak alasan ketika seseorang memutuskan untuk bercerai, misalnya mereka tak bisa menghasilkan keturunan (salah satu pasangan mereka mandul), salah satu pasangan mereka berselingkuh, sudah tidak ada cinta diantara pasangan tersebut, berbeda prinsip dalam menjalani hidup (gaya hidup, keyakinan, cara memandang hidup), atau bahkan mereka menikah karena paksaan atau dijodohkan tanpa persetujuan antara kedua pasangan tersebut. Walaupun perceraian merupakan solusi yang dibolehkan Tuhan namun juga dibenciNya, namun alangkah baiknya jika kita menghindari perceraian tersebut dari awal.
Mengapa?
Pasalnya banyak pasangan yang bercerai adalah pasangan muda yang belum bisa menjadi dewasa, atau bahkan mereka terlalu dewasa sebelum waktunya, sehingga ketika masalah mendera rumah tangga mereka, tanpa berpikir panjang mereka memutuskan untuk bercerai. Inilah yang harus diperhatikan ketika memutuskan menikah muda.
Menikah muda bukan sebuah istilah tertentu. Artinya, melihat pasangan yang menikah tersebut masih berusia 17 – 24 tahun atau di bawah usia dewasa 17 tahun, bisa jadi disebut menikah muda. Dalam praktiknya memang banyak sekali orang-orang yang memutuskan untuk menikah di usia muda. Beberapa alasan menjadi penguat mereka. Misalnya ketika kita berkaca dari agama, yang melarang bersinggungan dengan lawan jenis yang bukan mukhrimnya. mereka menganjurkan untuk menikah, namun agama juga mempunyai batasan usia menentukan usia berapa mereka bisa menikah. Nabu Muhammad SAW sendiri ketika menikah Aisyah RA yang saat itu masih berusia belia, masih memegang batas-batas menjaga hingga Aisyah siap menerima nafkah lahiriah nya.  

Jika kita memandang pada jaman sekarang ini jaman yang modern yang serba canggih yang bisa mempengaruhi kehidupan manusia khusus dari moral, akhlak bisa berakibat fatal pada anak-anak usia muda seperti pergaulan bebas yang bergaul pada lawan jenis sembarangan yang berakibat hamil di luar nikah atau bahkan lebih parahnya menimbulkan penyakit-penyakit masyarakat.

Menikah muda itu pilihan setiap pribadi manusia. Seperti yang disebutkan pada lirik tembang Asmaradhana bahwa menikah itu bukan karena alasan harta ataupun rupa namun niat di dalam hati. Ketika kita memutuskan untuk menikah muda dengan niat baik, niat bahwa apa yang ia jalani adalah pernikahan seumur hidup maka itulah jodoh kita. Bicarakan bagaimana komitmen kita menjalani pernikahan tersebut. Jangan kita lupakan peran orang tua, karena dengan peran mereka, mereka akan berbagi pengalaman dan membantu mempersiapkan komitmen atau memecahkan setiap masalah.

So, Masih bingungkah dengan keputusan menikah muda? jika masih ragu, jalan masih panjang bukan, jangan sampai terbebani kita belum menikah sedang yang lain sudah mempunyai pasangan. menikah itu wajib dalam agama, namun jangan sampai membutakan akal pikiran kita bahwa menikah itu membutuhkan persiapan yang super banyak daripada sweet seventeen kita. ^_^


No comments:

Post a Comment