Jika apa yang kuutarakan menyinggungmu, maaf. bukan bermaksud. sebab aku hanya bercerita masa lalu yang harusnya kubuang. dan sekarang aku merangkau cerita baru. bersamamu. jika bisa.
Berkaca dengan
masa lalu, rasanya menjadi sebuah batu sandungan tentang pembicaraan masa depan
kita tadi malam. Setiap pertanyaan harus sudah terjawab dengan semua solusi
yang tidak masuk akal. Aku merasa sangsi dengan semua keputusan yang telah kau
buat. Mungkin aku sedikit terbuai, tapi seolah malaikat menyadarkanku melalui
bisikannya bahwa itu tidak semua benar adanya.
Mencintaimu di
usia menjelang seperempat ini rasanya seperti menabur benih bunga di padang
gurun. Tak ada air yang diharap menjadi oase. Memang aku tidak akan jauh
menjangkaumu, namun sama saja tak tertembus meski dengan panas Sang Srikandhi
sekalipun. Karena kau bukanlah Arjuna.
Seseorang
memberitahuku sesuatu yang menarik. Bahwa jika memang tidak dibenarkan maka
cinta tak akan berjalan hingga akhir hayat. Cinta itu seperti takdir dan akan
berlari ke orang yang berhak mendapatkannya saat itu juga. Tuhan yang
mengarahkan, manusia? Mereka hanya menerima meski tak merasa puas dengan apa
yang mereka terima.
Jadi, apakah aku
akan berlari ke ujung dunia. Kita terlalu muda untuk mengenal sakit, tapi
setidaknya kita pernah merasakannya. Aku tak berhak menjauhkan itu semua,
semacam menghindaripun akhirnya akan menjadi boomerang bagi kita sendiri.
Siapa yang
pantas disalahkan jika cinta sudah menjadi luka? Bukan sepasang sejoli itu,
namun sepasang hati yang tak mau berdamai dengan keadaan. Memang, ada kalanya
manusia tidak setuju menerima nasib begitu saja. Tuhan sudah menggariskan
berbagai takdir yang sebaiknya kita jalani dengan tenang.
Namun yang
terjadi nyatanya adalah, manusia sering keluar dari zona nyaman mereka untuk
mencari cinta yang tak wajar. Aku dekat namun jauh darimu. Kamupun begitu?
Kapan kita bersatu?
Itu hanya
pertanyaan retorik saja. Penyatuan tak akan terjadi secara sadar dan akan
berlalu jika aku dan kamu sudah melupannya. Cukup. Hanya begini saja. Karena
aku tak mau berkaca dengan masa lalu mu. Aku punya masa lalu sendiri yang tak
pantas ku bagikan. Cukup.
No comments:
Post a Comment